Unknown Unknown Author
Title: Profil Desa
Author: Unknown
Rating 5 of 5 Des:
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wliayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi, te...



Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wliayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi, telah ditetapkan bahwa untuk memperlancar pelaksanaan pembangunan daerah dilakukan pembagian wilayah pengembangan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan karakteristik  wilayah, diantaranya :  (1) Wilayah Pengembangan Banyuwangi Utara dengan pusat pertumbuhannya ada di Kota Banyuwangi (2) Wilayah Pengembangan Banyuwangi tengah timur dengan pusat pertubuhannya berada di kota Rogojampi, (3) Wilayah pengembangan Banyuwangi tengah barat dengan pusat pengembangannya berada di Kota Genteng dan (4) Wilayah Pengembangan Banyuwangi selatan dengan pusat pengembangannya berada di Kota Bangorejo.

Desa Kaligung Kecamatan Rogojampi masuk dalam Wilayah Pengembangan Banyuwangi Tengah Timur meliputi : Kecamatan Kabat, Rogojampi, Srono, Muncar, Cluring, Singojuruh dan Songgon. Kota Rogojampi sebagai pusat pertumbuhan, dengan fungsi utama sebagai Pusat Pemerintahan, fasilitas Umum, perdagangan, fasilitas jasa untuk skala beberapa kecamatan yang dilayani. Wilayah Hinterland / belakang berfungsi sebagai kawasan pengembangan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, indutri, bandar udara, pertambangan, wisata dan kawasan lindung.

A.     Karakteristik Wilayah Desa
Desa Kaligung Kecamatan Rogojampi yang posisinya berada di wilayah tengah Kabupaten Banyuwangi, memiliki arti strategis kerena wilayah ini merupakan kawasan desa persawahan yang memiliki tingkat kesuburan tanahnya tinggi, sehingga sangat memungkinkan untuk pengembangan komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung kedelai, semangka, melon, cabai merah besar dan sayur-sayuran.

Desa Kaligung merupakan dataran rendah yang luasnya mencapai 299,84 Ha, dari luas tersebut digunakan untuk persawahan sebayak 214,04 Ha atau 71,38  persen, digunakan untuk perkebunan rakyat seluas 7,27 Ha atau 2,43 persen, dan yang digunakan untuk pemukiman mencapai 24,33 Ha atau 8,11 persen, sedangka sisanya yang mencapai 54,2 Ha atau 18,08 persen merupakan fasiltas umum seperti jalan, Kuburan, Lapangan, Tempat Ibadah, Sekolahan, sungai, dan  prasaran lainnya.

Lahan persawahan yang mencapai 71,38 persen merupakan sawah irigasi teknis yang mampu ditanami tanaman pangan berupa padi dan polowijo sebanyak tiga kali masa tanam setahun, hal ini karena didukung adanya sungai-sungai yang mengalir sepanjang tahun diantarnya sungai Bomo yang berada dibagian selatan dan sungai Binau yang berada di sebelah utara, meskipun di masa – masa musim kering / panas mengalami penurunan debit airnya.

Dari luas lahan sawah  214,04 Ha mampu ditanami padi sebanyak dua kali tanam dan polowijo sebanyak satu kali tanam. Produktifitas tanaman padi mencapai  5 (lima) ton per hektar, pada tahun 2014 produksi padi mencapai 1.070,2 ton, sedangkan kebutuhan pangan untuk masyarakat desa Kaligung selama satu tahun sebanyak 642,12 ton, sehingga memeliki kelebihan produksi / surplus beras sebanyak  428,08 ton.
Produktifitas jagung dan kedelai  mengalami penurunan hal ini karena adanya tata tanam yang tidak tepat pada wakyunya sehingga terjadi serangan hama dan penyakit juga adanya gangguan cuaca/ Iklim yang tidak bersahabat. Produksi jagung di tahun 2014 mencapai 250 ton dan kedelai mencapai 12 ton, kedua produk ini tidak secara langsung menjadi konsumsi masyarakat melainkan didistribusan ke pengepul, terus dikeringkan setelah kering dikirim ke pabrikan untuk kepentingan bahan baku  industri.

Untuk ubi jalar produksinya mengalami peningkatan karena adanya pergeseran pola pikir petani yaitu dari tanam jagung,kedelai beralih ke tanam ubi jalar karena produk ini memiliki nilai tambah tinggi sehingga menjadi gaya tarik petani..  Lahan perkebunan luasnya mencapai 7,23 hektar merupakan perkebunan rakyat dengan komoditas yang di tanam sebagian besar adalah kelapa dan jenis kayu-kayuan seperti Sengon, Jabon dan Jati. Tahun 2014 produk kelapa mencapai 10.830 butir, dan pemanfaatannya masih digunakan untuk konsumsi sendiri sehingga produk ini masih belum mampu memberikan nilai tambah pada perekonomian desa. Sedangka produk kayu sengon yang memiliki masa panen yang cukup lama, tahun 2014 ini masih belum ada yang dipanen / ditebang karena usia tanaman / medel kayu masih kecil sehingga belum dapat ditebang.

Desa Kaligung merupakan desa persawahan sangat memungkinkan untuk usaha peternakan, karena dari lahan sawah selalu menyediakan pakan ternak berupa rumput sangat melimpah. Usaha peternakan yang ada masih berskala kecil/perorangan sehingga keberadaannya tidak mengganggu terhadap lingkungan, bahkan dari limbah usaha ternak diproses menjadi kompos yang sangat dibutuhkan oleh petani guna pemupukan tanaman baik tanaman pangan maupun tnaman perkebunan. Populasi ternak di tahun 2014 mencapai  856 ekor terdiri dari Sapi 32 ekor, kerbau 5 ekor, ayam kampong 635 ekor, bebek 44 ekor, kuda 3 ekor, kambing 15 ekor, domba 79 ekor, angsa 16  ekor, dan kelinci 27 ekor.

Potensi sumber daya air di desa Kaligung terdapat dua sungai besar yang mengalir sepanjang tahun diantaranya Sungai Bomo yang memiliki debit air  sedang, dimanfaatkan untuk mengairi sawah-sawah yang berada di Desa Aliyan,Mangir,Kaligung,Gintangan,Bomo untuk wilayah Kecamatan Rogojampi dan desa Wonosobo untuk wilayah Kecamatan Srono. Sedangkan Sungai Binau dimanfaatkan untuk desa-desa Bubuk,Aliyan dan Kaligung. Dari kedua sungai tersebut mampu mengairi semua sawah – sawah yang berada di desa Kaligung.

Belum lagi ditambah adanya sumur gali/bor ditengah sawah yang menjadi milik petani juga dimanfaatkan untuk mengairi sawah pada saat musim kemarau, sehingga lahan persawahan yang ada mampu ditanami padi dan polowijo sepanjang tahun. Penyediaan air bersih, masyarakat Kaligung menggunakan sumur gali dan sungai, sungai yang ada  digunakan untuk mandi, cuci dan kakus (MCK), sedangkan untuk minum dan memasak menggunakan air sumur gali dan air dalam kemasan, jumlah sumur gali tahun 2014 mencapai 896 unit. Ketersediaan ruang public di desa sangat terbatas yaitu hanya ada satu lapangan olah raga yang luasnya mencapai  0,750 m2, keberadaan lapangan olah raga ini sangat penting karena dapat dimanfaatkan untuk aktifitas generasi muda dalam meningkatkan prestasinya, juga untuk ruang terbuka hijau (RTH) dan untuk aktifitas yang lain.

B.     Kependudukan
Penduduk desa Kaligung sebagian besar adalah etnis osing yang merupakan suku asli Banyuwangi, namun demikian masih mampu membaur dengan etnis yang lainnya, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kejadian – kejadian yang berbau sara. Penduduk Desa Kaligung pada tahun 2014 jumlahnya mencapai 3.996 Jiwa terinci Laki-Laki sebanyak 1.981 Orang, Perempuan 2.015 Orang, dengan kepadatan penduduk per kilometer persegi mencapai 9 Orang, artinya bahwa desa Kaligung belum mengalami kepadatan, ketersediaan lahan untuk pemukiman masih mancukupi.

Sedangkan perkembangan penduduk desa Kaligung mencapai 0,98 persen. Usia produktif (usia kerja  18 – 56 tahun) penduduk desa Kaligung mencapai   2.214 Jiwa atau 55 persen, dari jumlah tersebut yang terserap di 37 (Tiga puluh tujuh) lapangan pekerjaan (bekerja) mencapai  2.035 Orang dan sisanya sejumlah 235 Orang masih belum memiliki pekerjaan tetap, termasuk ibu-ibu rumah tangga dan penduduk yang mengalami disfabilitas cacat fisik jumlahnya mencapai 8 Orang, meliputi tuna wicara 2 orang, tuna netra 1 orang, cacat fisik / tuna daksa  jumlah 2 Orang dan cacat mental / ediot sebanyak 3 Orang.

Sektor pertanian masih sangat dominan dalam penyediaan lapangan pekerjaan yang dikenal dengan mata pencaharian pokok, di tahun 2014 mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 952 Orang atau 43 persen dari jumlah tenaga kerja produktif. Dari jumlah tersebut yang paling banyak adalah Buruh tani mencapai 498  orang atau 52,31 persen sedangkan Petani jumlahnya mencapai 454 orang atau 47,69 persen, berarti kepemilikan lahan sawah oleh petani desa Kaligung sangat terbatas, rata – rata kepemilikan sawah hanya 0,250 Hektar.

Penduduk Desa Kaligung sebagian besar beraga Islam, jumlahnya mencapai 3.996 jiwa atau 100 persen. Untuk menjalankan peribadatan masyarakt muslim telah tersedia Masjid sebanyak 5 Buah dan 25 buah langgar/mushola yang keberadaannya tersebar di 3 dusun, sedangkan penduduk yang beraga Kristen dan katholik tempat ibadahnya berada di luar desa. Hal ini tidak menjadi masalah karena kerukunan umat beraga sudah terjalin harmonis, satu sama yang lain saling menghormati sehingga tercipta kondisi yang aman, tentram dan damai.

Pendidikan masuk dalam kebutuhan pokok masyarakat desa Kaligung, maka  hal ini dapat merubah status masyarakat desa dari rata-rata berpendidikan Sekolah Dasar meningkat rata-rata berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP). Tahun 2014  tingkat pendidikan masyarakat sangat beragam diantaranya tamat SD sederajat sebanyak  2.092 Orang, SMP sederajat 106 Orang, SMA sederajat 321 Orang, Tamat Diploma sebanyak 11 Orang, Sarjana S.1 sebanyak 45 Orang, Tamat S.2 sebanyak 3 Orang.

C.    Infrastruktur Desa
Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang sangat fital dan dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat, karena jalan dapat membuka keterisolasian suatu daerah juga sebagai sarana untuk memperlancar angkutan barang dan jasa dari suatu daerah ke daerah lainnya.

Kalau dilihat dari jenisnya jalan dapat dibedakan menjadi  empat jenis yaitu jalan Aspal, Jalan macadam, Jalan tanah dan jalan sirtu, dari keempat jenis jalan tersebut yang paling  dibutuhkan oleh masyarakat adalah jalan aspal, karena dapat memperlancar angkutan hasil produksi masyarakat desa secara cepat dan hemat. Adapun panjang jalan yang melintasi  desa Kaligung pada tahun 2014 sebagai berikut Jalan Desa yang sudah beraspal sepajang 2 kilometer dalam kondisi baik sepanjang 2 kilometer dan kondisi rusak sepanjang 2 kilometer, jalan macadam panjangnya mencapai 1  kilometer dalam kondisi baik sepanjang 1 kilometer, untuk mendukung keberadaan jalan tersebut telah dibangun jembatan beton sebanyak 10 buah. Jalan dan jembatan tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah desa untuk memelihara agar dapat memberikan manfaat yang lebih banyak kepada masyarakat desa. Jalan Kabupaten di desa Kaligung hanya ada satu jenis jalan saja yaitu jalan aspal yang panjangnya mencapai 2 kilometer 1 Kilometer Kondisi Baik dan 1 kelometer Kondisi Rusak.

Hidup sehat adalah dambaan setiap masyarakat, sehingga untuk merealisasikan perlu adanya sarana dan prasarana kesehatan yang mampu memberikan layanan sampai ketingkat bawah, sehingga setiap permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan dapat diatasi secara cepat dan akurat.

Jumlah sarana dan prasarana kesehatan tahun 2014 sebanyak 5 unit, meliputi, Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ada 3 unit, Rumah bersalin ada 1 unit dan Pukesmas pembantu 1 unit, keberadaan tempat-tempat layanan kesehatan ini sangat membantu masyarakat dalam mewujudkan harapannya. Keberadaan rumah sakit umum sangat penting karena disamping untuk melayani masyarakat yang mampu juga melayani masyarakat kurang beruntung (Miskin) dalam memperoleh layanan kesehatan lanjutan melalui program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Posyandu dan Puskesdes keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa karena  mampu memberikan layanan Gizi, KB, Pertumbuhan Balita, sedangkan Puskesdes dapat memberikan pengobatan awal bagi masyarakat desa yang mengalami sakit. Layananan di Puskesdes dilakukan oleh seorang Bidan Desa yang statusnya sudah bertempat tinggal di Desa, sehingga dapat melayani masyarakat selama dua puluh empat jam.

Guna merealisasikan kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan murah dan berkualitas  di desa Kaligung telah tersedian sekolah – sekolah formal dan non formal mulai dari pra sekolah (Paud) sampai sekolah dasar, baik yang berstatus Negeri meliputi Sekolah Dasar Negeri I Kaligung (SDN 1) berlokasi di Dusun Krajan, Sekolah Dasar Negeri 2 (SDN 2), berada di dusun Pekiwen dan Sekolah Dasar Negeri 5 (SDN 5), berada di dusun Pekiwen sedangkan sekolah Swasta terdiri dari Sekolah Taman Kanak-Kanak (STK) Dharma Wanita Kaligung dan Sekolah Taman Kanak-Kanak (STK) Muslimat NU, Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) Nurul Islam  Kaligung, PAUD ASSALAM  Kaligung, PAUD Muslimat NU dan Pondok Modern Gontor V Kondisi gedung sekolah tersebut  dalam keadaan baik dan layak untuk aktifitas kegiatan belajar mengajar.

Wilayah Desa Kaligung telah dilalui oleh jaringan listrik tengan menengah dan tegangan rendah perusahaan Listrik Negara ( PLN ), sehingga memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan listrik, penggunaan listrik oleh masyarakat ditahun 2014 mencapai 1.335 Kepala keluarga. Keberadaan listrik sangat membantu masyarakat untuk melakukan pengembangan usaha baik yang berskala rumahan / usaha kecil dan usaha menengah, juga menekan adanya tindakan kriminalitas..

Sampah merupakan masalah bagi seluruh masyarakat baik yang berada di perkotaan maupun pedesaan, pengelolaan sampah di desa Kaligung masih dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara dibakar, ditanam dan dibuang ke sungai, hal ini dilakukan karena tingkat SDM masyarakat masih rendah juga karena tidak adanya tempat pembuangan sementara ( TPS ) dan tempat pembuangan akhir sampah ( TPA ), sehingga sampah menumpuk di pinggir sungai dan kebun-kebun masyarakat.

D.     Potensi Unggulan
Dilihat dari posisi Desa Kaligung yang berada di wilayah tengan kabupaten Banyuwangi, merupakan daerah dataran rendah dengan iklim basah yaitu musim penghujan  lebih panjang dari pada musim kering. Peruntukan lahan yang  terbesar adalah persawaha yaitu mencapai 214,04 hektar atau 71 persen dari luas desa yang mencapai 299,84 hektar, sehingga kawasan ini sangat cocok untuk pengembangan tanaman padi, pada tahun 2014 produksi padi/beras mengalami surplus, karena produksi beras lebih besar dari pada kebutuhan untuk konsumsi masyarakat. dengan demikian maka desa Kaligung menjadikan beras sebagai produk unggulan sektor pertanian.

Sektor Industri kecil/Rumah Tangga menjadikan produk manik-manik (Monte) menjadi Produk Unggulan Desa, meskipun produk ini tingkat ketergantungannya dengan pengusaha Bali masih tinggi, namun demikian produk manik-manik ini merupakan padat karya dan dapat menyerap tenaga kerja cukup banyak di pedesaan.

Potensi Sektor Seni dan Budaya yang di desa Kaligung beraneka ragam jenisnya seperti Orkes, kosidah, kelompok kesenian Nasional, sedangkan kelompok buadaya yang masih eksis di desa adalah Bersih Desa, Selapanan, Ider Bumi, Tingkeban (Mitoni), Untuk melestarikan seni dan budaya daerah Banyuwangi agar tetap ada sepanjang masa.

About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top